• No.Telp

    (031) 806 1010/0811 365 1011
  • Waktu Pelayanan

    Senin - Jumat, 07:00 - 16:00
  • Alamat

    Jl. Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo

PPDB

  • Home
  • Berita
  • Pendidikan

SPUBER

07 Juni 2022

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Dalam kehidupan kita sehari-hari pastilah tidak luput dari yang namanya dilema. Kata tersebut sudah tidak asing lagi bagi kita dan sering kita ucapkan. Kata dilema itu sendiri mempunyai arti sebagai suatu keadaan dimana kita dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama sulit untuk kita putuskan. Dua pilihan yang mungkin tersebut dapat bernilai sama-sama benar atau bisa juga antara benar dan salah. Jika sebuah dilema memiliki pilihan yang sama-sama benar, maka kita dapat menyebutnya dilema etika. Sebaliknya jika dua pilihan tersebut bernilai benar dan salah maka dilema tersebut tergolong dalam bujukan moral. Untuk memahami dan membedakan antara dilemma etika dan bujukan moral, mari mempelajari dua kasus berikut: Kasus Dilema Etika Rayhan adalah seorang murid kelas 12 yang sangat berbakat dalam bidang seni. Dia juga sopan dan baik hati. Dia selalu membuat orang terkesan dengan karya-karya seni yang dibuatnya. Namun dia tidak menyukai pelajaran Matematika. Nilai-nilainya untuk pelajaran Matematika selalu dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sebelum mengikuti Ujian Akhir SMA dan pengumuman kelulusan SMA, Rayhan sudah diterima di universitas pilihannya di jurusan Seni. Pada hari Ujian Sekolah pelajaran Matematika, Anda adalah guru pengawas ujiannya. Anda memergoki Rayhan menyontek pada saat ujian sekolah Matematika. Setelah ujian selesai, Anda memanggilnya ke ruangan Anda. Rayhan mengaku kalau ia menyontek, tapi ia mohon Anda tidak melaporkannya pada kepala sekolah. Ia melakukannya hanya untuk lulus SMA agar bisa kuliah di universitas impiannya. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan tetap melaporkan kepada kepala sekolah atau menyimpan rahasia ini rapat-rapat? Kasus Bujukan Moral Anda adalah bendahara panitia acara Pentas Seni Akhir Tahun di sekolah Anda. Setelah acara selesai, ketua panitia meminta Anda menggunakan dana yang tidak terpakai untuk acara pembubaran panitia dengan mengadakan pesta kecil-kecilan. Ketua panitia meminta Anda sebagai bendahara panitia, untuk membuat kwitansi palsu untuk membiayai acara tersebut karena dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu. Apa yang akan Anda lakukan? Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Ketika kita menghadap situasi dilema etika akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tangung jawab, dan penghargaan akan hidup. Untuk memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat dilakukan: 1. Menentukan nilia-nilai yang saling bertentangan. Sebelum kita mengambil keputusan dalam suatu masalah, penting bagi kita untuk mengetahui/mengidentifikasi permasalahan yang kita hadapi. Hal ini dilakukan agar keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang tepat. Kalimat yang biasa digunakan dalam kasus dilemma etika adalah a. Adalah benar bahwa ….. (dilemma pertama) b. Tetapi juga benar jika …. (dilemma kedua) 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut. menentukan siapa saja yang terlibat dalam permasalahan ini akan membuat kita mudah dalam mengambil dan mempertimbangkan keputusan yang akan kita ambil 3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut. Dengan mengumpulkan fakta yang terjadi dalam sebuah kasus/permasalah, kita akan mengetahui lebih jelas apa yang sedang dihadapi dan memungkinkan kita menemukan sesuatu yang tersembunyi dalam permasalahan tersebut. 4. Pengujian benar atau salah, yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:  Uji legal, pertanyaan yang penting untuk mengetahui uji ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi ini?  Uji Regulasi/Standar Profesi, tentukan regulasi/peraturan yang terkait dalam permasalahan ini. Jika tidak ada peraturan yang mengikat terhadap kasus yang sedang anda hadapi, maka anda cukup menuliskan dengan tidak ada regulasi.  Uji Publikasi, apa yang anda rasakan apabila kasus ini dipublikasikan? Pikirkan pula kemungkinan yang terjadi bila public mengetahui kasus anda dari segala sisi.  Uji Panutan/Idola, pikirkan apa keputusan yang diambil oleh orang yang merupakan panutan bagi anda apabila berada di kasus tersebut. Panutan disini bisa keluarga, atau orang-orang penting dalam kasus tersebut. Contohnya atasan/ orang-orang yang berpengaruh/ tokoh masyarakat, dll.  Uji Intuisi, Langkah ini mengandalkan tingkat ketajaman pemikiran/prespektif anda dalam mengambil sebuah keputusan. Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral. 5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang Anda hadapi ini? 1. Individu lawan masyarakat (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) 6. Melakukan Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai? 1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) 3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 7. Investgasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara lain untuk keputusan yang baik. Yang dapat mengcover kedua dilemma dengan baik. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema. 8. Buat Keputusan Setelah melakukan ketujuh tahapan di atas, akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. 9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Refleksi Tentang Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran 1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Menurut saya dalam kehidupan ini, tidak ada orang yang tidak pernah mengalami dilemma etika dan semua orang juga bisa mengambil keputusan. Banyak cara untuk setiap orang mengambil keputusan dalam dilema etika. Beberapa yang saya ketahui sebelum mempelajari modul ini adalah pengambilan keputusan dari segi agama, Bertanya/meminta nasihat dari orang yang dianggap memiliki kekuatan (baik dari segi keluarga, sahabat, atau tokoh yang disegani). Dalam modul ini, pengambilan keputusan didasarkan kepada banyak aspek dan pertimbangan, sehingga memungkinkan keputusan yang diambil dengan menggunakan 9 langkah ini diharapkan menjadi keputusan yang baik dari sekian banyak alternatif pemilihan keputusan. 2. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Dampak bagi saya setelah mempelajari modul ini adalah saya mengetahui Langkah apa yang harus saya tempuh dan saya pertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Sebelum saya mempelajari modul 3.1 ini, saya mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beberapa aspek juga tetapi tidak runtun sehingga memungkinkan saya melewatkan tahapan pengambilan keputusan, yang menjadikan keputusan yang saya ambil menjadi kurang tepat. Setelah mempelajari modul ini, saya menjadi mengeahui dan dapat mempraktekkan tahapan pengambilan keputusan dalam dilemma yang saya hadapi sehingga menjadikan saya menjadi lebih runtut dalam melakukan tahapan tersebut dan dapat mengambil keputusan dengan lebih baik. 3. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Sebagai pemimpin pembelajaran, tentu topik ini sangatlah penting. Sebagai pemimpin pembelajaran, tentu dilema etika akan sering kita hadapi. Dengan mengetahui tahapan pengambila keputusan ini, diharapkan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memutuskan keputusan yang bijaksana, baik dari segala sisi dan tidak merugikan orang lain. 4. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini? Yang dapat saya lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan saya setelah mempelajari modul 3.1 ini adalah dengan menerapkan 9 tahap pengambilan keputusan dalam setiap dilemma etika yang saya hadapi, sehingga menjadikan saya pribadi yang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Saya juga akan membagikan ilmu ini melalui beberapa sumber agar apa yang kita peroleh dari modul 3.1 ini dapat diterapkan orang lain juga dalam pengambilan keputusannya. 5. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Selain konsep tersebut, hal yang perlu kita pelajari dalam proses pengambilan keputusan adalah meminta petunjuk kepada Tuhan YME sehingga menjadikan kita lebih tenang dan mantab dalam mengambil keputusan. Tentunya dengan bebrapa ikhtias/usaha juga. Dengan keselarasan antara usaha dan doa menjadikan kita dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan sesuai dengan hati Nurani kita. 6. Adakah nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua anda atau bahkan kakek nenek buyut Anda yang menjadi karakter khas suku atau masyarakat dimana Anda tinggal? Bagaimana Anda sebagai seorang guru akan menggunakannya untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan? Nilai kebajikan/karakter khas yang ditanamkan orangtua/masyarakat disekitar kita adalah mengambil keputusan dengan mempertimbangkan aspek adat istiadat/ sopan santun/ dan kemanfaatan dalam khalayak umum. Hal tersebut penting karena kita sebagai bangsa yang memiliki beragam suku bangsa dan budaya wajib menjunjung tinggi apa yang menjadi tradisi.kebudayaan kita seperti dalam pepatah “Dimana bumi di pijak, disitu langit di junjung” Sumber : LMS Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 4
Share to :
facebook-circled--v1 twitterx